Pages

Minggu, 07 Juli 2013

PENGERTIAN DAN CIRI-CIRI MUSIK DAERAH


1.      Pengertian Musik Daerah

Musik daerah adalah jenis dimana inspirasi penciptaannya berdasarkan atas budaya dan adat istiadat dari suatu daerah tertentu. Selain sebagai sarana untuk mengungkapkan perasaan dan kebiasaan yang terjadi didaerah tersebut, musik daerah juga digunakan untuk kegiatan upacara-upacara daerah oleh masyarakat setempat.
2. Ciri-ciri musik Daerah
Cirri-ciri musik daerah antara lain :
a.       Mengandung suatu makna
b.      Memuat pesan untuk masyarakat suatu daerah
c.       Menggambarkan suasana suatu daerah
d.      Menggunakan bahasa daerah
e.       Irama dan melodinya bersifat sederhana.
B. MENGENAL BEBERAPA MUSIK DAERAH NUSANTARA
Musik daerah yang ada di nusantara tersebar di seluruh wilayah nusantara. Berikut ini beberapa contoh musik daerah yang ada di Nusantara.
1. Musik  daerah Nanggroe Aceh Darussalam
Jenis alat musik yang banyak digunakan adalah rebana, gambus, harubab, gedumba, marwas, bangsi/seruni (seruling). Dari beberapa alat musik tersebut yang berfungsi sebagai melodi adalah bangsi/seruni, sedang alat musik yang lain berfungsi sebagai ritmis.
2. Musik Tradisonal dari Daerah Sumatera Utara
a. Tata Ganing atau Gondang
Alat-alat musik yang digunakan adalah :
1)      Gong
2)      Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang
3)      Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya berasal dari tali dan cara memainkannya dengan dipukul
4)      Suling dengan nama seperti salodap, salonat, sordam dan tarafair.
5)      Arbab, hasapi, hapetan dan kulcapi.
b. Gondang Sambilan
Gondang sambilan adalah musik daerah Sumatera Utara yang berbentuk ansambel gendang (drum), merupakan cirri umum musik di daerah ini. Alat musik yang digunakan dalam ansambel gondang sambilan adalah :
1)      Sembilan buah gendang besar (gondang) yang memiliki ukuran berbeda-beda
2)      Sekelompok gong yang memiliki kecil hingga besar
3)      Sepasang simbal.
4)      Serunai
3. Musik Nusantara daerah Nias
Musik daerah nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Alat musiknya terdiri atas :
a.       Gong dengan berbagai ukuran. Gong yang berukuran besar disebut gong sedang yang     berukuran kecil disebut faritia atau saraina
b.      Lagiya atau semacam rebab
c.       Koko atau semacam kecapi atau celempung
d.      Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi dan tabunara
e.       Garputala
f.       Sigu mbawa atau surune mbawa (seruling)
4. Musik Tradisonal dari daerah Sumatera barat
Musik daerah dari daerah Sumatera Barat adalah Talempong. Ada dua jenis talemponga yaitu :
a. Talempong duduk
Talempong jenis ini dimainkan dengan cara duduk di atas alas. Biasanya dimainkan oleh anak-anak gadis.
b. Talempong pacik
Talempong jenis ini dimainkan dengan cara dijinjing menggunakan ibu jari. Biasanya dimainkan oleh kaum pria.
Alat musik yang dipakai dalam musik talempong adalah :
a.       Alat musik perkusi            :  gendang, rebana, ketipung, gong dan talempong
b.      Alat musik tiup                  :  bansi, saluang, puput tanduk, puput batang padi, serunai    dan seruling
c.       Alat musik pendukung      :  biola, terompet, gitar
5. Musik Daerah Daerah Jawa Barat
a. Angklung
Musik angklung adalah jenis musik daerah yang berasal dari Jawa Barat. Alat musik ini semuanya terbuat dari bambu.  Dalm sejarahnya, musik angklung telah dikenal dan digunakan oleh masyarkat Sunda-Jawa Bart sejak abad XVI sebagai alat tabuh daerah yang digunakan untuk ronda, memeriahkan pesta, dakwah agama atau kegiatan yang lain yang ad di masyarakat Sunda. Pada tahun 1928 Daeng Sutigna mengubah tangga nada yang digunakan pad musik angklung dari tangga nad pentatonis menjadi tangga nada diatonis.
b. Calung
Calung adalah jenis musik daerah yang berasal dari Jawa Barat. yang semuanya terbuat dari bambu. Cara memainkannya dengan cara dipukul. Alat musik tersebut menggunakan bilahan bambu yang dinamakan keprak.
6. Musik Daerah Daerah Betawi
a.       Gambang Kromong
Musik daerah ini merupakn perpaduan antara musik gamelan dengan musik barat yang menggunakan tangga nada pentatonis (tionghoa). Alt musik yang digunakn adalah : gambang, rebab dan biola.Kebanyakan syair lagunya berisi sindiran dengan pantun yang indah yang di bawakan secara berpasangan. Gaya khas dalam pembawaan lagu adalah bersifat humoris, gembira dan fleksibel. Contoh lagu yang populer dalam musik gambang kromong adalah Jali-Jali.
b. Musik Tanjidor
Tanjidor adalah sekelompok pemusik yang memainkan alat-alat musik logam yang tak bernada seperti  tambur besar, terompet. Musik Tanjidor biasanya digunakan pada upacara perayaan di desa atau pesta rakyat.
7.      Musik Daerah daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Musik Daerah daerah Jawa Tengah, Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah gamelan yaitu seperangkat alat musik yang terdiri dari  : saron, rebab, bonang, kendang, gender, gong. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pelog dan slendro.Notasi gamelan yang menggunakan tanggad nada slendro memiliki 6 titi nada, yaitu : 1-2-3-5-6, sedangkan tangga nada pelog memiliki 7 titi nada, yaitu : 1-2-3-4-5-6-7.
8. Musik Daerah Daerah Kalimantan
Di antara musik daerah daerah Kalimantan adalah Orkes Karawitan Banjar. Alat-alat musik yang digunakan dalam musik daerah ini antara lain : rebab, gambang, gender, gendang dan suling diagonal.
9. Musik Daerah Daerah Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan memiliki musik daerah yang dinamakan dengan nama gendang bulo. Alat musik yang digunakan dalam musik ini antara lain :gendang, keso, hobo, atau puwi-puwi, basing-basing, popondi atau tolindo, dan kecapi
10. Musik Daerah Daerah Papua
Alat musik yang ada di Papua banyak berasal dari Maluku seperti Tifa, rebana, rebab dan gong. Alat musik yang ada di Papua adalah genderang yang dihiasi dengan pahatan dan sekakas yang digunakan untuk menarik ikan hiu dalam suatu perburuan di laut.
C. UNSUR-UNSUR MUSIK NUSANTARA
1. Melodi
Yaitu rangkaian sejumlah nada yang ditanggapi berdasarkan perbedaan tinggi rendah atau naik turunnya.
2. Ritme
Yaitu gerak nada yang teratur mengalir karena munculnya aksen-aksen secara tetap.
3. Birama
Yaitu suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam satu birama. Garis biramaadalah garis vertikal yang memisahkan antar birama yang satu dengan yang lainnya. Ada jensi birama, yaitu :
a.       Birama perduaan tunggal
Yang termasuk birama ini adalah birama 2/4 dan 2/8
b.      Birama perduaan bertingkat
Yang termasuk jenis birama inia adalah 4/4, 8/4, 4/8, dan 8/8
c.       Birama pertigaan tunggal
Yaitu birama ¾ dan 3/8
d.      Birama pertigaan bertingkat
Yaitu birama 6/4, 6/8, 9/4, dan 9/8
4. Tangga nada
Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak tertentu. Tangga nada terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Tangga Diatonis
Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1 dan ½. Tangga nada diatonis ada 2 macam, yaitu :
1)        Tangga diatonic mayor, yaitu tangga nada yang mempunyai pola jarak 1-1-1/2-1-1-1-1/2. Contoh c-d-e-f-g-a-b-c’
2)        Tangga nada diatonic minor, ada empat macam tangga nada minor :
a)         Tangga nada minor asli
Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1-1-1/2.
Contoh a-b-c’-d’-e’-f’-g’-a’
b)        Tangga nada minor melodis
Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1/2-1-1 pada waktu naik sedangkan pada waktu turun pola jaraknya berubah yaitu 1-1-1/2-1-1-1/2-1. Contoh a-b-c’-d’-e’-fis’-gis’-a’-g’-f’-e’-d’-c’-b-a
c)         Tangga nada minor harmonis
Mempunyai pola jarak 1-1/2-1-1-1/2-11/2-1/2
Contoh a-b-c’-d’-e’-f’-gis’-a’
d)        Tangga nada minor zigana
Mempunyai pola jarak 1-1/2-1 1/2-1/2-1-1-1/2
Contoh : a-b-c’-dis’-e’-fis’-gis’-a’
b. Tangga nada Kromatis
Adalah susunan nada-nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1/2. Contoh : c-cis-d-dis-e-f-fis-g-gis-a-ais-b-c’
c. Tangga nada Debusian
Adalah tangga nada yang beraturan dan mempunyai pola jarak 1
Contoh : c-d-eis-fis-gis-ais-c’
5. Tempo, dinamika dan ekspresi
a. Tempo, adalah tanda yang menunjukan cepat lambatnya suatu lagu dinyanyikan. Istilah tempo ada tiga yaitu
1)      Tempo lambat            :  Largo, Lento, Adagio
2)      Tempo Sedang           :  Andante, Moderato
3)      Tempo Cepat              :  Allegro, Vivace, presto
Selai istilah utama, kadang seorang pencipta lagu melakukan pengubahan atau penambahan dengan istilah lain dengan akhiran tertentu. Cara yang biasa digunakan seperti berikut :
a)      Penggabungan dua istilah, misalnya Allegro Vivace yang berarti lebih cepat dari Allegro, tetapi kurang dari vivace
b)     Menambah istilah lain. Kata-kata yang digunakan seperti berikut :
Con amore : dengan penuh cinta
Conbrio : dengan hidup
Con fiesta : dengan meriah
Con espressione : dengan penuh perasaan
Con dolore : dengan sedih
Con mastoso : dengan agung
Misalnya dari istilah adagio menjadi adagio con maestoso
c)      Menambah akhiran “etto” yang berarti agak, dan akhiran “issimo” yang berarti sangat. Misalnya jika allegretto yang berarti agak cepat dan allegrissimo yang berarti sangat cepat.
Alat yang digunakan untuk menentukan kecepatan lagu disebut metronome manzel yang sering disingkat dengan “MM”. Angka metronome manzel menunjukkan banyaknya ketukan dalam satu menit.
b. Dinamika adalah perubahan keras lembutnya lagu dalam sebuah lagu. Dalam penulisan dinamik pada sebuah lagu dinyatakan dengan beberapa tanda dan istilah, diantaranya sebagai berikut :
1)      Dinamika lembut
a)      Piano (p) :  lembut
b)     Pianissimo (pp)                  :  sangat lembut
c)      Pianissimo assai (ppp)       :  amat sangat lembut
d)     Mezzo piano (mp) :  agak lembut
e)       Piano forte (pf) :  dimulai dengan lembut, kemudian mengeras
2)      Dinamika keras
a)      Forte (f) :  keras
b)     Fortissimo (ff) :  sangat keras
c)      Fortissimo assai (fff) :  amat sangat keras
d)     Mezzo forte (mf) :  agak keras
e)      Forte piano :  dimulai dengan keras, kemudian melembut.
3)      Tanda perubahan dinamika
a)      Crescendo (cresc) :  makin keras
b)     Decrescendo (decresc) :  makin lembut
c)      Mezza di voce :  mengeras kemudian melembut
d)     Diminuendo (dim) :  makin lembut
c. Ekspresi
Dalam musik ekspresi menyatakan suatu sifat atau jiwa lagu secara spesifik. Sifat atau jiwa tersebut dinyatakan dalam suatu istilah yang menggambarkan perasaan yang menjiwai lagu secara keseluruhan. Istilah-istilah tersebut ditulis dalam bahasa Italia, antara lain :
1) Marciale atau Marcia
2) Maestozo
3) Con expressionne
4) Dolce
5) Religioso
6)      Dan lain-lain

Catatan-Catatan tentang Musik


Pertama-tama harus ditekankan bahwa membicarakan musik adalah suatu paradoks. Paradoks dalam arti, saya percaya bahwa musik adalah suatu entitas yang berada di luar bahasa. Ketika kita berupaya membicarakan musik, maka sesungguhnya hal tersebut tidak bisa betul-betul menyentuh si musik. Bahasa hanya bisa menyentuh luaran-luarannya saja. Musik adalah sesuatu yang hanya bisa kita setubuhi langsung saja untuk memahaminya. Namun juga saya percaya bahwa manusia kerap rindu untuk menangkap segala fenomena agar dapat dikurungnya dalam bahasa - meski mereka paham bahwa bahasa hanya untuk mendekati realitas saja dan bukan merepresentasikannya secara utuh -. Jadi mari kita nikmati paradoks tersebut secara asyik saja. 

1. Musik dan Definisi

Bukan tanpa dasar jika mereka, para penggelut di bidang musik, entah itu komposer atau musisi, punya definisi sendiri-sendiri tentang musik. Meski mereka menyetubuhi langsung musik dalam pengalamannya, namun tetap saja ada kerinduan untuk -itu tadi- mengurung kompleksitas musik dalam bahasa. Misalnya Mazzini mengatakan tentang, "Musik adalah gema dari dunia yang tidak terlihat." Nietzsche mendefinisikannya dengan cara sesuatu yang dalam ilmu logika disebut dengan definisi tujuan, "Musik adalah sesuatu yang jika tidak ada ia, maka hidup menjadi semacam kesalahan." Guru musik saya, Venche, juga mencoba mendefinisikan, "Musik adalah anugerah Tuhan yang paling emosional." Bernstein punya definisi yang lebih puitik, "Musik dapat menamai sesuatu yang tak bernama, dan mengomunikasikan sesuatu yang sebelumnya tak dapat diketahui." Dari segelintir definisi tersebut saja setidaknya sudah dapat diketahui bahwa musik hanya bisa didekati lewat "bahasa batin". Kita tidak akan sanggup secara utuh memahami maksud Mazzini, Nietzsche, Venche ataupun Bernstein jika tidak punya pengalaman langsung bersentuhan dengan musik. 

Upaya untuk memasukkan musik dalam term-term yang objektif barangkali malah mempermiskin musik itu sendiri. Misalnya, saya akan kutip definisi musik menurut suatu sumber yang saya agak lupa -tapi semacam panduan musik untuk pemula-, "Musik adalah gabungan dari melodi, ritmik, dan harmoni yang bergabung secara utuh." Definisi yang terakhir ini agaknya lebih mudah untuk dipahami, tapi tentu saja mengesampingkan banyak sekali musik-musik yang berbasiskan melodi saja ataupun ritmik saja. Bahkan pada tingkat filosofis, kita bisa menemukan bahwa segala bebunyian pun pada dasarnya adalah musik. Pada kesimpulannya, musik barangkali bisa didekati oleh istilah-istilah yang "melampaui" realitas, atau sederhananya, bahasa puisi. Itu pula yang dilakukan Reza, seorang penikmat musik yang cukup akut, jika ia menjawab pertanyaan-pertanyaan saya mengenai musik ini dan itu. Ia pada akhirnya lebih suka untuk mengatakan, "Dengerin aja deh." Mungkin ini mengandung maksud: Tangkaplah dengan batinmu, bahasakan dengan telingamu, karena yang semacam ini tak mungkin diucap.

2. Musik dan Realitas

Kita bisa memahami bahwa karya rupa pada level tertentu bisa dinilai bagus tidaknya dari apakah dia sanggup mengimitasi realitas atau tidak. Tapi musik agaknya, pada level apapun, ia susah sekali untuk kita nilai kemiripannya dengan realitas. Artinya, secara ekstrim, musik tidak meniru sesuatu apapun dari dunia ini (yang terlihat mata). Kendatipun demikian, kita juga barangkali setuju jika musik tertentu ternyata bisa merepresentasikan sesuatu secara baik. Misalnya, dari pengalaman estetis pribadi, saya menemukan suatu kemiripan semangat antara karya sastra Also Sprach Zarathustra-nya Nietzsche dengan karya musik dengan judul yang sama oleh Richard Strauss. Musik Strauss yang diinspirasi oleh bukunya Nietzsche ini, punya representasi yang "mirip" -Tapi sekali lagi, kemiripan ini hanya bisa diwakilkan oleh bahasa batin dan bukan objektif-. Contoh lainnya adalah musik-musik dengan tempo di marchia mungkin bisa dianggap punya kemiripan semangat dengan orang-orang yang sedang memuja nasionalismenya. Contoh paling mudah untuk memahami hal ini adalah dengan melihat film. Kita bisa dengan sangat gamblang mengatakan music scoring yang baik adalah jika dia ada kesesuaian dengan adegan-adegannya dan malah memperkuat adegan itu sehingga lebih terpatri dalam ingatan (Misal: Susah sekali untuk melepaskan dari ingatan bagaimana suara terompet dalam karya Nino Rota tergabung dalam adegan pembuka ketika Don Vito Corleone duduk di kursi kekuasaannya dalam film The Godfather).

Namun asumsi ini juga bisa dibantah dengan cara: Bisakah representasi itu dikonstruksi saja? Misalnya, apakah bisa jika adegan dalam film The Godfather itu kita ganti dengan musiknya Charlie Parker, ia tetap merepresentasikan? Atau sesungguhnya representasi itu hanya ada dalam kepala kita saja? Contoh menarik lainnya ada pada bagaimana saya mendengarkan musik-musik dari Joe Satriani yang tidak berlirik dan hanya mengandalkan kekuatan melodi gitarnya saja. Kalimat-kalimat melodis ini kemudian ia beri judul macam-macam mulai dari The ExtremistCrystal PlanetSurfing with The Alien, ataupun Crushing Day. Awal mulanya saya memuja Satriani karena ada kecocokan antara melodi gitar, judul, dengan fenomena asalinya. Tapi lama-lama saya menyadari bahwa judul-judul itu bisa saja diganti oleh apapun dan kita tetap merasa cocok oleh sebab representasi barangkali hanya terjadi dalam kepala kita. 

Namun jika musik kemudian tidak merepresentasikan apapun, tentu saja musik menjadi tidak seperti apa yang Bernstein katakan sebagai "mengomunikasikan apa yang tidak diketahui". Agaknya representasi lewat musik ini memasuki pengalaman kita tidak lewat perangkat-perangkat yang sifatnya kognitif, melainkan langsung mengomunikasikan diri ke "ketergugahan perasaan". Artinya -saya harus menggunakan bahasa batin disini- barangkali segala realitas di dunia ini pada level sekecil apapun, punya "aspek musikal"-nya sendiri yang kemudian diterjemahkan menjadi musik. Ini persis kasusnya seperti bagaimana orang kulit hitam menciptakan blues dalam suasana ketertindasan. Perasaan-perasaan kesenduan itu juga muncul ketika kita juga mendengarkan musik blues (meski belakangan muncul blues muncul dalam versi yang lebih cepat dan riang, tapi kita tidak bisa menampik bahwa blue note yang muncul dari melodi blues punya efek murung yang kuat). Musik pop yang pro-pasar rata-rata menggunakan teknik representasi ini dengan menipu lewat penggunaan lirik. Lirik bagaimanapun merepresentasikan realitas lewat jalur kognitif - bukan dengan cara musik "berbicara"- Kita tidak tahu apakah lagu Makhluk Tuhan Paling Seksi itu mampu merepresentasikan realitas secara musikal atau lirikal? Tapi sebaliknya, Humoresque-nya Dvorak, meski tanpa lirik, apakah bisa kita merasakan ada komedi dalam unsur-unsur musiknya?

3. Musik dan Spiritualitas

Berikutnya adalah pertanyaan: Apakah musik bisa mengangkat kesadaran seseorang hingga pada level yang transenden? Jawabannya tentu saja bisa. Meski demikian, ada fakta bahwa dalam aliran-aliran keagamaan tertentu, penggunaan musik ini menjadi pro dan kontra. Ada yang menggunakannya sebagai alat bantu dalam beribadah, ada juga yang melarangnya sama sekali (Saya bahkan pernah didemonstrasi oleh anak-anak pesantren karena membiarkan perempuan menyanyi di kelas). Ada yang mengatakan bahwa musik memang transenden, tapi jenis transendensinya adalah palsu (Transendensi via musik adalah sesuatu yang tidak mengarah pada Tuhan). Namun ini adalah perdebatan panjang dan tidak pernah selesai terutama jika dikaitkan dengan definisi Tuhan itu sendiri. Agaknya Tuhan dalam agama-agama tertentu tidak mencitrakan dirinya sebagai "entitas yang musikal" sehingga mereka lebih baik didekati secara kognitif (hitung-hitungan ibadah) dan bukan oleh perasaan-perasaan yang emosional. Maka itu bisa dimengerti kekecewaan Nietzsche pada Tuhan-Tuhan Semit lewat ungkapannya, "Aku hanya akan percaya Tuhan yang bisa menari."  Inilah kerinduan Nietzsche pada "Tuhan musikal".

Agaknya dari perdebatan tersebut musik justru menunjukkan keunggulannya: Ia menangkap spirit transendensi Tuhan; Ia menangkap "esensi musikal" dari Tuhan. Maksudnya, musik tertentu semacam yang digarap Alice Coltrane, John Mclaughlin atau Nusrat Fateh Ali Khan misalnya, punya tendensi untuk menangkap monad-monad Ketuhanan. Tidak usah jauh-jauh sebenarnya, musik yang kita curigai "sekuler" seperti dari The Beatles ataupun Bob Dylan, punya nilai spiritualitas yang hanya bisa dihasilkan secara khas oleh musik. Singkat kalimat, musik memberikan suatu kesadaran transenden yang lain sama sekali dengan apa yang dimaksudkan oleh agama-agama. Namun ia tetap mewakili suatu perasaan emosional seperti halnya pengalaman religius seseorang yang begitu dalam dan pribadi. Kesamaan-kesamaan ini seharusnya disyukuri oleh agama-agama dan bukannya dijauhi sebagai bentuk kekufuran.

Selasa, 02 Juli 2013

Kisah Perjalanan Peterpan Menjadi Noah Band

 

alt
Peterpan dibentuk pada tahun 1997, awalnya bernama Topi ketika Andhika (kibor) membentuk band Topi dengan mengajak adik kelasnya di SMU 2 Bandung, Uki (gitar), serta teman mainnya, Abel (bas) dan Ari (drum). Uki pun mengajak teman SMP-nya Ariel yang mengisi posisi vokal. Dengan formasi seperti itulah, mereka mulai manggung dan memainkan musik beraliran Brits alternatif. Kemudian Ari mengundurkan diri dan Topi pun bubar tanpa sebab yang pasti.

Andika mengumpulkan kembali personel Topi di tahun 2000. Namun kali ini, posisi drum dipegang oleh Reza. Untuk memberi warna musik yang lebih dewasa dan lebih kaya melody, maka diajaklah Loekman, teman kakak Indra, yang akhirnya jadi lead guitar (gitar utama). Setelah terbentuk dengan formasi enam orang, mereka pun mengambil nama peterpan. Tanggal 1 September 2000 secara resmi peterpan terbentuk.

Perjalanan profesional peterpan dimulai tahun 2001 dengan merambah dari café ke café di Bandung. Mereka bermain di café O'Hara dan Sapu Lidi dengan membawakan lagu-lagu top 40, serta alternative rock seperti Nirvana, Pearl Jam, Cold play, U2, Creed, dll. Saat di café Sapu Lidi-lah potensi mereka terlihat oleh Kang Noey (basis Java Jive) yang sedang mencari band untuk mengisi album kompilasi. Dari tiga lagu yang dikirim untuk demo, "Sahabat", "Mimpi Yang Sempurna", dan "Taman Langit", terpilih lagu "Mimpi Yang Sempurna" untuk dimasukan ke album kompilasi Kisah 2002 Malam yang dirilis Juli 2002. Tak disangka lagu tersebut menjadi jagoan album ini dan mendongkrak penjualan sampai di atas 150.000 kopi.


Perusahaan rekaman Musica Studios pun tak melewatkan potensi peterpan. Musica mempercepat pengajuan kontrak untuk debut album peterpan. Akhirnya debut album peterpan bertajuk Taman Langit dirilis bulan Juni 2003. Tak disangka, album itu mampu terjual di atas angka 650.000 kopi. Atas prestasi tersebut, mereka menerima Multi Platinum untuk album Taman Langit.

Tak hanya jumlah penjualan, peterpan juga sukses mencetak rekor konser maraton di enam provinsi dalam tempo 24 jam pada tanggal 18 Juli 2004. Konser bertajuk "LA Lights Peterpan 24 Jam Breaking Record" itu dimulai di Medan, Sumatra Utara sekitar pukul 07.55 sampai 08.40 WIB. Dari sana, mereka lalu melanjutkan di Padang, Sumatra Barat sekitar pukul 10.45 hingga 11.30 WIB. Pada jam 12.55 hingga 13.40 WIB, Peterpan konser di Pekanbaru, Riau, terus Lampung pada jam 16.25 sampai 17.10 WIB. Ariel lantas membuka konser di Semarang, Jawa Tengah, sekitar pukul 19.45 dan berakhir pada 20.30 WIB. Konser Peterpan ditutup di Surabaya sekitar pukul 22.15 sampai 23.00 WIB. Atas prestasinya ini, mereka berhak dicatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI).

Pada Agustus 2004, Peterpan merilis album ke-2 bertajuk Bintang di Surga. Album itu telah terjual 350.000 kopi dalam waktu 2 minggu setelah rilis dan pada awal Januari 2005 telah mencapai 1,7 juta kopi. Pada Februari 2005, penjualan album ini mencapai 2 juta kopi. Dan menurut catatan, album ini mampu terjual sebanyak 3 juta kopi.

Di awal tahun 2005, Peterpan meraih penghargaan sebagai artis favorit Indonesia di MTV Asia Aid pada tanggal 9 Februari 2005 di Bangkok. Dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005, Peterpan menempati urutan teratas nominasi dengan memperoleh 11 nominasi. Empat di antaranya dicetak lewat lagu "Ada Apa Denganmu". Dari 11 nominasi itu, Peterpan mendapat 7 penghargaan, antara lain untuk "band terbaik", "album terbaik", "grafis desain album terbaik" dan "karya produksi terbaik", karena album Bintang di Surga. Pada ajang SCTV Music Awards 2005, Peterpan mendapat penghargaan di kategori "Album Pop Group Ngetop"' dan "Lagu Paling Ngetop". Di tahun 2005, Peterpan kembali merilis 2 album yaitu : VCD Untuk Sahabat Peterpan yang berisi Orginal VCD Karaoke termasuk video klip serta dokumentasi saat mereka melakukan pemecahan rekor konser selama 24 jam di 6 kota, dan album jalur suara film Alexandria.

Pada tanggal 4 November 2006, Andika dan Indra, resmi keluar dari anggota band. Kedua mantan personil ini pada akhirnya membentuk kelompok lainnya yang diberi nama The Titans. Pasca keluarnya Andika dan Indra, posisi mereka ditempati oleh dua pemusik tambahan, yaitu Lucky dan David. Dengan formasi tambahan ini, Peterpan merilis, Hari yang Cerah. Acara launching album ini juga dibuat lain karena dilakukan di dua negara. Di RUUMS Kuala Lumpur pada 25 Mei 2007 setelah itu di Bandung di Monumen Pahlawan Gazebo dan disiarkan secara live di 6 stasiun televisi.

Album ini diklaim sebagai album terakhir mereka dengan nama "Peterpan". Ariel mengklaim bahwa pada akhirnya mereka akan melepaskan nama Peterpan dan menggunakan nama lainnya. Meski tanpa foramsi utuh seperti dulu, peterpan masih mampu memperlihatkan 'taring'nya. Di bulan September 2007, mereka mendapat kehormatan untuk mengikuti acara "Song Festival" di Korea Selatan. Sebelumnnya, peterpan juga masih mampu mengantongi penghargaan sebagai Best Favorite Artis Indonesia MTV Asia Award 2006 dan Album Pop Group Ngetop SCTV Music Award 2006.

Setelah diguncang oleh perpecahan di antara para personilnya, band ini sekali lagi ditimpa musibah, yaitu dengan munculnya kasus video adegan mesum seseorang yang mirip Ariel Peterpan. Kasus ini mengakibatkan ditangkapnya Ariel pada tanggal 22 Juni 2010. Namun kasus ini tidak menyurutkan semangat penggemar Peterpan. Dan untuk menjawab kerinduan penggemar mereka, Ariel dan kawan-kawan beberapa kali mengadakan pertunjukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Noah, Nama Pengganti Band Peterpan – Hi, Sobat Kang Wahyu apa kabar? Luar biasa. Disini Kang Wahyu akan share tentang Noah, Nama Pengganti Band Peterpan. Setelah bebasnya Ariel Peterpan, Kemudian Anggota Peterpan dan kawan kawan mulai mengganti nama peterpan menjadi nama baru yaitu “NOAH”.

NOAH adalah nama baru Grup Band Ariel Peterpan yang baru saja mereka bentuk. Sekilas terdengar nama Noah adalah nama Kapal dari salah satu cerita anime One Piece.

Bagi Ariel nama Noah sebenarnya sudah ada di dalam benanya sejak 2,5 tahun lalu sebagai calon pengganti nama Peterpan. Ariel menjelaskan, ada tiga nama dan hanya bertambah satu nama baru. Mereka tinggal memilih satu dari empat nama tersebut. Namun hanya nama “NOAH” yang selalu ada di antara semua pilihan tersebut.

Nama Noah, kata Ariel, tidak terlalu ke Nabi. Dirinya secara pribadi mengaku memilih nama ini karena terdengar simpel. Dan dia ingin orang lain mendengar musiknya itu sama seperti namanya, tidak berlebihan.

Uki dan Lukman mengaku sebelum menyetujui nama tersebut, mereka melihat terlebih dahulu arti nama Noah itu sendiri. “Kalau saya pertama diskusi ngeliat artinya, comporter, long lasting, dan peacefull,” ujar Uki.